Revolusi Visual: Video Mapping dan Transformasi Objek 3D (3 Dimensi). Proyeksi pemetaan video (Video Mapping) , atau sering disebut sebagai proyeksi pemetaan, adalah sebuah teknik yang menggunakan proyektor video untuk memetakan cahaya ke permukaan. Hal ini mengubah objek menjadi tampilan interaktif. Proyeksi pemetaan video dapat digunakan untuk berbagai keperluan, antara lain:
- Periklanan
- Konser live
- Teater
- Gaming
- Komputasi
- Dekorasi
- Branding
Proses pemetaan proyeksi 3D melibatkan langkah-langkah berikut:
- Pemindaian laser pada bangunan
- Penerapan perspektif penonton
- Pembuatan konten
- Pratinjau
- Penyesuaian untuk kehidupan nyata
Pemetaan proyeksi video memerlukan teknologi dan kreativitas untuk secara tepat memproyeksikan gambar atau video. Hal ini terutama berlaku untuk objek atau permukaan tiga dimensi yang kompleks, seperti bangunan, patung, atau struktur arsitektural lainnya.
Berikut contoh Video Mapping di Jogja (titik Nol Kota Jogja selatan Malioboro)
Sebuah proyektor dengan minimal 3.000 lumen adalah titik awal yang baik untuk rumah satu lantai. Proyektor yang lebih terang dengan lebih dari 5.000 lumen direkomendasikan untuk proyeksi pada rumah yang lebih besar.
Dengan menggunakan proyektor yang canggih, teknik proyeksi pemetaan video, atau yang dikenal sebagai video mapping, memungkinkan seniman dan desainer untuk menciptakan pengalaman visual yang menakjubkan. Ini mengubah gedung-gedung, patung, atau struktur lainnya menjadi karya seni interaktif yang memukau.
Video mapping menggabungkan seni visual dengan teknologi proyeksi untuk mentransformasi permukaan objek tiga dimensi menjadi kanvas yang hidup. Proses ini memanfaatkan proyektor canggih untuk memproyeksikan gambar dan animasi secara presisi pada objek dengan bentuk atau tekstur yang bervariasi. Hasilnya adalah pengalaman visual yang mengesankan dan interaktif.
Teknik ini sering digunakan untuk menciptakan karya seni dinamis pada berbagai objek fisik, termasuk gedung tinggi, monumen bersejarah, patung, panggung teater, dan bahkan interior ruangan.
Dalam proses video mapping, seniman dan desainer merencanakan dan menciptakan konten visual sesuai dengan bentuk, proporsi, dan detail objek target. Ini memungkinkan mereka mengubah objek tersebut menjadi kisah naratif atau menciptakan efek visual yang menakjubkan.
Video mapping bukan hanya hiburan musik, tetapi telah berkembang menjadi bentuk seni visual yang lebih luas. Studio desain seperti Sembilan Matahari telah berperan penting dalam menghadirkan tren ini ke tingkat yang lebih serius dan mengesankan di Indonesia.
Tren video mapping di Indonesia dimulai pada 2008-2009 ketika VJ pertama kali menggunakan teknik pencahayaan untuk memperkaya pengalaman pertunjukan musik di klub malam. Pada tahun 2010, Museum Fatahillah di Jakarta menjadi kanvas untuk karya video mapping, menandai perkembangan signifikan dalam tren ini.
Studio Sembilan Matahari, yang fokus pada karya digital, menjadi pelopor dalam mengembangkan video mapping di Indonesia. Mereka telah menciptakan karya-karya mencakup video mapping, animasi, dan film, membantu mengubah video mapping menjadi bentuk seni visual yang lebih luas.
Tren ini tidak hanya terbatas pada musik dan hiburan, tetapi juga menyebar ke seni rupa, pameran seni, periklanan, presentasi produk, dan perayaan besar. Seniman dan desainer semakin mengasah keterampilan mereka, menggabungkan desain, arsitektur, dan teknologi untuk menciptakan pengalaman visual yang unik dan mengesankan.
Proses pembuatan video mapping melibatkan persiapan peralatan, identifikasi permukaan proyeksi, pemilihan proyektor video, pengembangan storyboard, pemodelan permukaan proyeksi, pembuatan desain pergerakan, dan penggunaan perangkat lunak video mapping seperti HeavyM. Ini melibatkan kolaborasi antara kreatif motion designers, teknisi lapangan, dan perangkat keras untuk mencapai hasil optimal. Video mapping adalah medium yang kuat, memungkinkan seniman dan desainer menciptakan pengalaman visual yang memukau dan memikat audiens dengan ilusi optik yang menarik.
