Sebuah tempat wisata kuliner di Yogyakarta terlihat menarik. Bukan karena jajanannya tapi lokasinya di rel kereta. Kuliner di tempat wisata sudah biasa, bagaimana dengan kuliner di rel kereta api? Kengerian! Tempat wisata kuliner dipadati warga di kawasan rel kereta api di Mejing Wetan, Ambar Ketawang, Gamping, Sleman, D.I. Yogyakarta. Suasana senja yang asri di sekitar perlintasan kereta api semakin lengkap karena berbagai sajian kuliner dijajakan oleh para penjual. Wsiata Kuliner tepi Rel di Mejing Wetan, Ambar Ketawang.
Di sekitar perlintasan kereta api banyak terdapat penjual kuliner dan jajanan. Pengunjung tertarik datang hanya untuk menikmati sore dan jajan sambil menunggu kereta lewat, salah satunya Pak Edi. Pak Edi mengatakan dia datang dengan putrinya hanya untuk menikmati waktu di sore hari. “Kebetulan rumah saya dekat sini, jadi saya biasa jalan-jalan di sini sore hari. Ramai dan asyik duduk di perlintasan kereta api. Apalagi kalau cuaca cerah. Saya bersama anak saya karena dia sering meminta jajanan di sini,” katanya.
Ditambahkannya, ketika kereta api datang, pengunjung harus bersiap dan bergerak cepat karena getaran kereta api yang melintas sangat berbahaya, terutama bagi anak-anak. “Ya kalau ada kereta lewat harus cepat. Kita juga dekat palang pintu, jadi kalau palang pintu turun, kita akan tahu kalau mau kereta lewat,” imbuhnya. Jalan ini ramai dan Ada palang Pintu, tidak seperti Perlintasan di sebelah baratnya yang tanpa palang pintu dan sudah ditutup.
Wisata kuliner sore hari di perlintasan kereta api ini banyak diminati oleh banyak orang karena suasananya yang asri dan warga bisa menikmati pemandangan saat kereta melintas. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa hal ini sebenarnya memiliki banyak resiko bagi pengunjung.
Hal ini diakui salah satu penjual yang sudah lama berjualan di tempat wisata kuliner di sekitar rel kereta api, Sriyono menjelaskan, sebenarnya pengunjung sudah sering mendapat himbauan dari Humas PT KAI Daop 6 DIY untuk tidak melakukan aktivitas di sekitar rel kereta api. trek. Itu karena sebagian besar rel kereta api masih aktif.
Baca juga : Kereta Lewat Jembatan Sedayu-Sentolo
“Saya sudah lama berjualan di sini sejak awal hiruk pikuk tempat ini. Meskipun berbahaya untuk duduk di rel. Pengunjung dan penjual juga sudah sering mendapat himbauan dari Humas PT KAI Daop 6 DIY agar tidak ada kegiatan di sekitar rel. Tapi ya, bagaimana orang bisa senang di sini dan kami sebagai penjual juga berterima kasih karena pembelinya banyak,” kata Sriyono.
Ia juga menambahkan, banyaknya masyarakat yang acuh terhadap hal ini dapat membuat KAI kesulitan memberikan sosialisasi kepada masyarakat. “Mungkin KAI sudah kewalahan dengan imbauan tersebut namun masyarakat mengabaikannya karena belakangan ini sudah tidak ada lagi teguran dan himbauan dari KAI,” jelasnya.
Baca juga : KA Argo Bromo Anggrek dari Gambir menuju Semarang
Melihat kejadian ini, banyak harapan yang mungkin perlu disampaikan kepada pemerintah daerah, salah satunya dengan memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang resiko dari kegiatan tersebut dan pemerintah memberikan solusi atau tetap mengembangkan wisata namun dengan memberikan pagar pembatas agar pengunjung tidak duduk di rel. kereta.
Sumber : Mustahani Uswatun Khasanah, Seru tapi Mengerikan! Nikmati Senja Sambil Kuliner di Kereta Api, kompasiana.com