Di tengah pembicaraan mengenai kekurangan dokter spesialis di Indonesia, banyak yang belum mengetahui bahwa menambah jumlah dokter spesialis bukanlah hal yang sederhana. Sementara, jumlah dokter spesialis disini mencapai 49.670. Menurut Bappenas, rasio yang ideal untuk jumlah dokter spesialis, yakni 0,28 per 1.000 penduduk, Indonesia masih kekurangan 29.179 dokter spesialis.
Proses pendidikan dan pelatihan yang harus dilalui oleh calon dokter spesialis memakan waktu yang sangat panjang, membutuhkan dedikasi tinggi, dan usaha luar biasa. Artikel ini akan menjelaskan tahapan yang harus ditempuh oleh seorang dokter untuk menjadi spesialis, serta tantangan yang dihadapi selama perjalanan tersebut.
Baca Juga : Pentingnya Pengetahuan tentang Kesehatan dan Penyakit
Tahapan Menjadi Dokter Spesialis
Menjadi dokter spesialis di Indonesia bukan hanya tentang menyelesaikan pendidikan kedokteran. Ada serangkaian tahapan yang panjang dan penuh tantangan yang harus ditempuh. Berikut adalah tahapan-tahapan tersebut:
- Sarjana Kedokteran (±4 Tahun)
Pada tahap pertama, calon dokter harus menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedokteran. Selama sekitar empat tahun, mereka mempelajari teori dasar ilmu kedokteran, anatomi, fisiologi, farmakologi, dan berbagai disiplin ilmu lainnya. - Koass + Ujian Negara (2,5–3 Tahun)
Setelah menyelesaikan pendidikan sarjana, calon dokter harus menjalani Koass (Kolegium Akademik Serta Studi) yang berlangsung sekitar 2,5 hingga 3 tahun. Pada tahap ini, mereka melakukan praktik klinik langsung di rumah sakit, menghadapi pasien, dan menghadapi ujian negara sebagai bagian dari syarat kelulusan. - Internship (1 Tahun)
Setelah melewati ujian negara, para dokter baru ini akan menjalani internship selama satu tahun. Program magang ini adalah kewajiban untuk mengaplikasikan pengetahuan yang telah dipelajari di lingkungan fasilitas kesehatan yang lebih besar dan lebih beragam. - PTT/Pengabdian (2–5 Tahun)
Setelah menjalani internship, dokter harus mengabdi di daerah terpencil selama dua tahun atau lebih, atau menjalani program asisten spesialis di rumah sakit pendidikan selama 2 hingga 5 tahun. Pengabdian ini tidak hanya bertujuan untuk memperluas pengalaman klinis, tetapi juga untuk memberikan pelayanan kesehatan di wilayah yang membutuhkan. - PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis)
Tahapan terakhir adalah mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS), yang memiliki dua kategori besar, yakni:- Spesialis Minor seperti Kulit & Kelamin, Anestesi, dan Mata, yang memerlukan sekitar 4 tahun pendidikan lanjutan.
- Spesialis Mayor seperti Penyakit Dalam, Anak, Bedah, Obgyn, yang memerlukan waktu lebih lama, sekitar 5 tahun atau lebih.
Total Waktu yang Diperlukan
Dengan berbagai tahapan yang harus dilalui, total waktu yang dibutuhkan untuk menjadi seorang dokter spesialis bisa mencapai 13 hingga 18 tahun. Ini adalah perjalanan yang panjang dan penuh dedikasi, di mana para calon dokter spesialis tidak hanya harus menguasai teori, tetapi juga berhadapan langsung dengan berbagai tantangan di lapangan.
Dedikasi untuk Layanan Kesehatan yang Berkualitas
Perjalanan panjang ini menunjukkan betapa besar dedikasi yang dimiliki oleh para dokter yang memilih jalur spesialisasi. Selain menguasai keterampilan klinis yang mendalam, mereka juga berkomitmen untuk memberikan layanan kesehatan yang terbaik bagi masyarakat.
Kekurangan dokter spesialis di Indonesia bukanlah masalah yang mudah diselesaikan hanya dengan membuka lowongan pekerjaan. Dibutuhkan waktu, tenaga, dan sumber daya yang besar untuk menambah jumlah dokter spesialis yang berkualitas. Oleh karena itu, kita perlu menghargai dan mendukung para dokter yang telah menempuh jalan panjang ini demi pelayanan kesehatan yang lebih baik.
Semoga artikel ini dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai perjalanan seorang dokter menuju spesialisasi, serta tantangan yang mereka hadapi. Terima kasih atas perhatian dan apresiasinya. 🙏